Review Buku : Animal Farm - George Orwell

Review Buku : Animal Farm - George Orwell


Beberapa hari yang lalu, saya agak bingung untuk menentukan buku apa yang akan saya review. Bulan ini ada beberapa buku baru yang saya beli secara online, hanya saja buku tersebut cukup tebal untuk saya tamatkan dalam seminggu 😂. Saat melihat ke rak buku, buku dengan sampul kuning ini terus menarik perhatianku. Yup, pilihanku jatuh pada novel Animal Farm karya George Orwell.

Animal Farm merupakan Karya George Orwell yang diterbitkan tahun 1945, dan buku ini pertama kali dicetak ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Bentang pada Januari 2015 dengan 144 halaman. Animal Farm adalah sebuah novel fabel yang sarat dengan kritik politik. Ini bukan sembarang novel, melainkan sebuah novel klasik fenomenal. Sangat jarang sebuah sastra menggabungkan antara fabel dan politik. 

Adalah Si tua Major, si babi putih yang sangat disegani yang memulai pemberontakan dengan pidatonya dihadapan seluruh binatang yang ada di Peternakan Manor. Pidatonya mampu menprovokasi para binatang untuk tidak lagi dijajah bangsa manusia dan harus hidup demi bangsa mereka sendiri.

"Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengonsumsi tanpa menghasilkan. Ia tidak memberi susu, ia tidak bertelur, ia terlalu lemah menarik bajak, ia tidak bisa lari cepat untuk menangkap terwelu. Namun, ia adalah penguasa atas semua binatang. Manusia menyuruh binatang bekerja, manusia mengembalikan seminimal mungkin hanya untuk menjaga supaya binatang tidak kelaparan, sisanya untuk manusia sendiri." 

Sayangnya, sebelum revolusi terjadi, Si tua Major meninggal. Keesokan paginya, Jones -- manusia pemilik peternakan lupa memberi makan dan menelantarkan ternaknya. Para binatang pun akhirnya memutuskan untuk memulai revolusi. Dengan dipimpin oleh dua babi paling cerdas, Snowball dan Napoleon, meeka menyerang dan mengusir Jones dari peternakan. Setelah itu, Peternakan Manor pun berganti nama menjadi "Peternakan Binatang" dan menghilangkan setiap jejak yang ditinggalkan manusia.

Mereka lalu menuliskan 7 perintah - perintah pertanian baru di dinding gudang, salah satunya "Semua binatang setara". Snowball dan Napoleon pun menjadi tokoh yang menetukan keberlangsungan Peternakan Binatang, dan disinilah perpolitikan ala manusia terjadi. Yup, perebutan kekuasaan antara Snowball dan Napoleon berlangsung sengit. Siapakah yang menang? Bagaiman kondisi akhir dari Peternakan Binatang ini? Silahkan baca bukunya 😉


https://emsax27.wordpress.com/2015/04/13/animal-farm/

Menurutku, George Orwell menjadikan tokoh-tokoh dalam bukunya sebagai analogi watak dan posisi manusia dalam sebuah negara. Buku ini menyiratkan bahwa perpolitikan yang diwarnai oleh nafsu kekuasaan itu kejam. Manipulasi, kebohongan, dan fitnah menjadi alat penguasa/petinggi untuk membungkam rakyatnya yang bodoh. Dan lagi-lagi korbannya adalah rakyat itu sendiri.

Jika ditanya apakah buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan, maka jawabannya adalah tentu bisa. Meskipun bernuansa politik, Animal Farm termasuk ringan untuk dibaca. Bahkan, pada tahun 1954, Animal Farm ditayangkan di layar kaca dalam bentuk animasi kartun.

 

2 komentar: