Review Buku : The Magic Library – Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Review Buku : The Magic Library - Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken


Salah satu resolusi saya tahun ini adalah membaca lebih banyak buku, baik itu fiksi maupun nonfiksi. Dan mengawali tahun 2021 ini, The Magic Library - Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken menjadi buku pertama yang aku tamatkan di akhir bulan Januari dan baru bisa membuat reviewnya. Untuk rating buku ini, saya beri 5 bintang.  

Karya Jostein Gaarder & Klaus Hagerup ini pertama kali dicetak dalam bahasa indonesia pada Mei 2006 oleh Penerbit Mizan. Di negaranya, Amerika Serikat, buku ini dicetak pertama kali pada tahun 1999. Buku yang saya baca ini merupakan buku Edisi Ketiga, Cetakan XV, Oktober 2020 dan memiliki dua bab. Bab pertama berjudul Buku-Surat dan bab kedua berjudul Perpustakaan. Kisah fiksi buku ini berlatar tahun 1998 dimana surat menyurat menjadi alat komunikasi utama.

Buku ini berkisah tentang 2 saudara sepupu, Nils dan Berit yang tinggal di kota yang berbeda dan memutuskan untuk berkomunikasi menggunakan "buku-surat" yang akan mereka tulisi dan kirimkan di antara mereka. Pada bab pertama "buku-surat" diawali dengan surat dari Nils, yaitu cerita saat Nils membeli sebuah buku yang akan dijadikan buku-surat. Di toko buku itu, dia melihat seorang perempuan aneh yang "ngiler" saat melihat buku. Lebih anehnya lagi, saat Nils hendak membayar buku, perempuan itu mengikuti Nils dan menawarkan diri untuk membayarkan buku tersebut.  Berit pun membalas dan menulis di buku-surat bahwa ia juga melihat perempuan aneh yang sebelumnya pernah mereka lihat saat di Pondok Flatbre dan mengikutinya. Saat mengikuti perempuan itu, Berit menemukan sepucuk surat yang isinya membahas sebuah buku yang sedang ditulis dan akan terbit tahun depan. Dari surat itu, mereka tahu ternyata perempuan aneh itu bernama Bibbi Bokken dan dia adalah seorang Bibliografer. Surat menyurat menggunakan buku-surat pun terus bergulir dan mereka memutuskan mencari tahu siapa sebenarnya Bibbi Bokken, apa yang sedang dia lakukan , apa tujuannya, dan mengapa buku-surat yang mereka tulis menjadi incaran. Apakah mereka sedang terlibat dalam sebuah konspirasi jahat?.

Bagiku, buku ini sangat menarik. Penulis menyuguhkan kita informasi tentang sejarah buku, sejarah percetakan, teori sastra, teori menulis, Klisifikasi Desiman Dewey, dan hal-hal lain seputar buku dengan sangat apik. Informasi - informasi tersebut sangat bermanfaat bagi pembaca awam untuk lebih mengenal seluk beluk perbukuan. Selain informasi tersebut, hal lain yang menurutku sangat sentral adalah penyajian imajinasi anak yang luar biasa liar. Anak-anak yang memiliki imajinasi tinggi perlu diarahkan agar tidak sampai keluar jalur. Tak hanya orang tua, tapi setiap orang dewasa perlu memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkreasi dan berekspresi serta mengapresiasi karya mereka.

Buku ini sangat cocok dijadikan hadiah dan dibaca siapapun untuk memicu kecintaan kita pada dunia literasi. Apalagi minat literasi di Indonesia masih sangat rendah 😞

Bebrapa quote favorit dari buku ini adalah:

"Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan, aku tahu: apa yang ada di sini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai-terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sebenarnya? Siapakah sebenarnya aku?."                                - Simen Skjonsberg, dalam buku "Kenikmatan yang kejam-Buku tentang rahasia membaca"-
theparisview.com

 

           "Siapa yang bisa menemukan buku yang tepat, akan berada di tengah-tengah teman terbaik."

theguardian.com

"Sebuah buku adalah dunia ajaib penuh simbol yang menghidupkan kembali si mati dan memberikan hadiah kehidupan yang kekal kepada yang masih hidup. Sungguh tak dapat dibayangkan, fantastis, dan "ajaib" bahwa kedua puluh enam huruf dalam alfabet kita bisa dipadukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi rak raksasa dengan buku-buku dan membawa kita ke sebuah dunia dan membawa kita ke sebuah dunia yang tak pernah berujung. Dunia yang selalu bertumbuh dan bertumbuh, selama masih ada manusia di muka bumi ini."

kirstenmillerbooks.blogspot.com

"Tiba-tiba aku lapar sekali. Bukan lapar akan makanan, melainkan akan segenap kata-kata yang tersembunyi di rak-rak tersebut. Tapi, aku tahu: seberapa banyak aku membaca seumur hidupku, aku tak akan pernah mampu membaca sepermiliar dari seluruh kalimat yang tertuliskan. Sebab, di dunia ini terdapat begitu banyak kalimat seperti banyaknya bintang di langit sana. Dan, kalimat-kalimat akan selalu bertambah dan akan menjadi semakin banyak sepanjang waktu laksana ruang yang tak pernah berujung. Namun, pada saat itu aku pun tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan, jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan, segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar."

1 komentar: