5 HAL PENYEBAB KERETAKAN RUMAH TANGGA
- Kurangnya ilmu
Kita seringkali mendapati seorang suami yang memperlakukan istrinya seperti pelayan dan menjadikan dirinya majikan yang wajib dilayani 24 jam. Sang suami entah lupa, pura-pura lupa, atau memang miskin ilmu bahwa istrinya berdasarkan syariat Islam dan undang-undang, tidak wajib menunaikan pekerjaan-pekerjaan domestik (masak, mencuci, dan sejenisnya). Dalam islam, pekerjaan-pekerjaan tersebut merupakan ladang amal dan jalan pengkhidmatan baik untuk istri ataupun suami. Tak hanya suami, kadang kita juga sering menjumpai istri yang memperlakukan suaminya tak lebih dari seorang yang hina dina. Dimatanya, suami hanya sebuah pion yang harus bergerak atas izinnya. Istri yang menghinakan suaminya tentu telah melakukan dosa besar.
2. Tidak adanya saling pengertianContoh-contoh diatas merupakan salah satu bukti bahwa begitu minimnya ilmu agama tentang hak dan kewajiban suami istri.
![]() |
https://detiklife.com/obrolan-percakapan-lucu-suami-istri/ |
Tidak adanya sikap saling mengerti akan menyebabkan timbulnya pelbagai kesulitan yang menjurus pada pertengkaran. Adapun penyebab tidak adanya saling pengertian bersumber dari pola hidup sebelum menikah (adanya perbedaan selera dan gaya hidup). Kegagalan mengenali kepribadian pasangan walau telah hidup bersama adalah hal yang sangat disesalkan. Andaikan suami maupun istri meniadakah egonya dan saling memahami, persoalan dapat diatasi dengan mudah.
3. Minimnya kesabaran
Seringkali seseorang sampai hilang kesabarannya dan naik pitam saat menghadapi pertanyaan istri/ suami yang sebenarnya sangat receh. Namun entah mengapa sang suami/istri langsung marah dan berteriak. Hal seperti ini membuktikan bahwa sang suami/istri minim kesabaran (tak dapat mengontrol diri)
4. Cara pandang yang berbeda
![]() |
https://www.kompasiana.com/pakcah/551f5b2081331176019df75f/9-manfaat-konflik-suami-isteri |
Jika suami dan istri memiliki cara pandang yang berbeda terhadap pernikahan, tentu saja pernikahan tersebut tidak akan berjalan lancar. Penyatuan dua jiwa mustahil terlaksana, dan apa yang menjadi tujuan dari pernikahan akan gagal. Suami adalah nakhoda, maka kapal haruslah berlayar sesuai dengan arahan dari nahkoda. Apabila istri atau dalam perumpamaan ini ia adalah penumpang, maka ia wajib taat. Jika penumpang memiliki tujuan yang berbeda dari sang nahkoda, kapal tersebut bisa karam sebelum sampai tujuan.
Sebuah pertangkaran dalam keluarga seringkali dipicu oleh sejumlah faktor yang datang dari luar, misalnya, seorang suami yang bekerja di suatu tempat kemudian bertengkar dengan atasan atau rekan kerjanya lantas pulang ke rumah dan melampiaskan kemarahan dan sakit hatinya pada istrinya. Contoh lain, seorang istri yang mudah terhasut oleh tetangganya untuk membeli barang-barang yang tak sesuai dengan kesanggupan ekonomi keluarganya lantas berkeluh kesah pada suaminya yang baru saja pulang kerja.Seseorang pernah berkata (saya lupa sumbernya 😁), "Sungguh tidak masuk akal apabila seorang suami atau istri lantaran diterjang problema diluar rumah, bersikap mementingkan dirinya sendiri, ketika pulang kerumah, dirinya berusaha menghilangkan kekesalannya dengan cara menumpahkan amarahnya kepada orang orang yang tidak bersalah."
Semoga tulisan ini bermanfaat 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar